Pendahuluan
Super Garuda Shield 2025 menjadi salah satu latihan militer terbesar yang pernah digelar di Asia Tenggara. Latihan ini bukan hanya soal kemampuan militer semata, tetapi juga mencerminkan strategi geopolitik, kerja sama internasional, dan upaya Indonesia memperkuat posisi di kawasan Indo-Pasifik.
Sebagai tuan rumah, Indonesia mendapatkan sorotan global. Dengan melibatkan puluhan ribu tentara dari berbagai negara, Super Garuda Shield 2025 menegaskan peran strategis Indonesia di tengah persaingan geopolitik Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara-negara lain yang berkepentingan di kawasan.
Artikel ini akan membahas sejarah latihan ini, skala pelaksanaan tahun 2025, negara-negara peserta, tujuan utama, manfaat diplomasi, kritik, serta implikasinya bagi keamanan kawasan dan posisi Indonesia di panggung internasional.
Sejarah & Latar Belakang Super Garuda Shield
Super Garuda Shield merupakan latihan militer tahunan yang dimulai sebagai kerja sama antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Angkatan Darat Amerika Serikat. Versi awalnya dikenal sebagai Garuda Shield, dan hanya melibatkan Indonesia dan Amerika Serikat.
Namun, sejak 2022, latihan ini berkembang pesat. Banyak negara sahabat mulai bergabung, termasuk Jepang, Australia, Singapura, Malaysia, dan beberapa negara Eropa. Dengan masuknya lebih banyak negara, latihan ini berubah nama menjadi Super Garuda Shield, menandakan skala yang lebih luas.
Tujuan awal latihan ini adalah memperkuat interoperabilitas antar-militer, meningkatkan kemampuan tempur gabungan, serta mempererat hubungan diplomatik melalui jalur pertahanan. Seiring waktu, latihan ini juga menjadi simbol keterbukaan Indonesia dalam kerja sama militer multinasional tanpa harus berpihak pada blok tertentu.
Super Garuda Shield selalu digelar di berbagai lokasi di Indonesia, mulai dari Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi. Hal ini juga menjadi bagian dari strategi TNI untuk memperkuat penguasaan wilayah dan kesiapan di berbagai titik strategis Nusantara.
Skala Super Garuda Shield 2025
Super Garuda Shield 2025 menjadi edisi terbesar sepanjang sejarah pelaksanaannya. Menurut data dari Kementerian Pertahanan Indonesia, latihan ini melibatkan lebih dari 25.000 personel militer dari lebih 20 negara.
Beberapa aspek penting dari skala 2025:
-
Jumlah personel: 10.000 dari TNI, 7.000 dari Amerika Serikat, sisanya dari Jepang, Australia, Korea Selatan, Filipina, India, Inggris, Prancis, Kanada, dan negara ASEAN lain.
-
Peralatan tempur: Ratusan kendaraan lapis baja, pesawat tempur F-16 dan F-35, helikopter Apache, kapal perang, kapal selam, hingga sistem radar pertahanan udara canggih.
-
Lokasi latihan: Digelar di tiga titik utama — Sumatra Selatan, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Selatan.
-
Durasi: 14 hari penuh, dengan kombinasi latihan darat, laut, udara, dan simulasi siber.
Skala yang besar ini menunjukkan keseriusan Indonesia dan mitra-mitranya dalam memperkuat stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
Negara-Negara Peserta & Kepentingannya
Super Garuda Shield 2025 melibatkan negara-negara dengan latar belakang dan kepentingan strategis yang beragam.
Amerika Serikat
AS adalah mitra utama dalam latihan ini. Kepentingan AS jelas: menjaga pengaruh di kawasan Indo-Pasifik dan mengimbangi kekuatan Tiongkok. Kehadiran pasukan AS juga memberi sinyal komitmen Washington terhadap sekutu dan mitra regional.
Jepang & Korea Selatan
Kedua negara ini melihat latihan sebagai bagian dari strategi pertahanan bersama menghadapi ancaman regional, termasuk program nuklir Korea Utara dan manuver militer Tiongkok.
Australia
Australia memiliki kepentingan menjaga stabilitas Laut Timor dan Laut Arafura, serta memperkuat aliansinya dengan negara-negara ASEAN.
Negara Eropa (Inggris, Prancis, Jerman)
Partisipasi negara Eropa lebih bersifat simbolis, menunjukkan dukungan terhadap prinsip kebebasan navigasi dan kerja sama keamanan global.
Negara ASEAN
Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand melihat latihan ini sebagai kesempatan memperkuat kerja sama pertahanan intra-ASEAN sekaligus memperkuat hubungan dengan AS dan Jepang.
Indonesia
Bagi Indonesia, Super Garuda Shield adalah kesempatan menunjukkan kepemimpinan regional. Dengan posisi sebagai tuan rumah, Indonesia menegaskan diri sebagai negara non-blok yang mampu menjadi jembatan bagi kekuatan besar dunia.
Tujuan Utama Latihan 2025
Super Garuda Shield 2025 memiliki beberapa tujuan yang dirumuskan oleh panitia penyelenggara:
-
Meningkatkan Interoperabilitas
Agar pasukan dari berbagai negara dapat beroperasi bersama dengan sistem, prosedur, dan peralatan berbeda. -
Penguatan Pertahanan Regional
Memberi sinyal kuat bahwa stabilitas di kawasan Indo-Pasifik dijaga oleh aliansi multinasional. -
Simulasi Ancaman Nyata
Termasuk serangan udara, invasi laut, peperangan siber, hingga bencana alam. -
Diplomasi Pertahanan
Menjadi sarana soft power bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan diplomatik dengan negara mitra. -
Peningkatan Kesiapsiagaan TNI
Memberikan pengalaman internasional bagi prajurit TNI agar lebih siap menghadapi skenario nyata.
Skenario Latihan: Darat, Laut, Udara & Siber
Latihan 2025 mencakup berbagai skenario tempur dan non-tempur:
-
Operasi Darat: Simulasi pertempuran kota, evakuasi warga sipil, serta manuver pasukan dengan dukungan kendaraan lapis baja.
-
Operasi Laut: Latihan konvoi kapal perang, anti-kapal selam, serta perlindungan jalur perdagangan di Laut Natuna Utara.
-
Operasi Udara: Latihan serangan udara terkoordinasi dengan jet tempur F-35, F-16, dan Sukhoi milik TNI AU.
-
Operasi Siber: Simulasi serangan siber terhadap infrastruktur penting, termasuk sistem listrik dan jaringan telekomunikasi.
-
Operasi Bantuan Kemanusiaan: Penanganan bencana alam, distribusi bantuan, dan evakuasi korban.
Skenario yang kompleks ini mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi kawasan Indo-Pasifik.
Manfaat Diplomasi & Geopolitik
Super Garuda Shield 2025 bukan hanya soal latihan militer, tetapi juga bagian dari diplomasi strategis.
Bagi Indonesia
-
Meningkatkan posisi tawar dalam hubungan internasional.
-
Menunjukkan komitmen terhadap stabilitas kawasan tanpa berpihak.
-
Mendapatkan transfer teknologi militer dari negara maju.
Bagi Kawasan
-
Memperkuat solidaritas antar-negara ASEAN.
-
Menjadi sinyal kepada aktor eksternal bahwa kawasan tidak bisa diganggu.
-
Membuka peluang kerja sama lebih luas, termasuk ekonomi dan teknologi.
Bagi Dunia
-
Menjadi contoh kerja sama militer multilateral yang damai.
-
Mengurangi ketegangan dengan menunjukkan kesiapsiagaan kolektif.
Kritik & Kontroversi
Meski mendapat banyak pujian, Super Garuda Shield juga menuai kritik:
-
Kekhawatiran Provokasi Tiongkok
Beberapa analis menilai latihan ini bisa memicu reaksi negatif dari Tiongkok, yang melihatnya sebagai upaya mengepung pengaruhnya di Asia. -
Biaya Besar
Penyelenggaraan latihan skala besar membutuhkan dana besar, sebagian ditanggung Indonesia. Kritik muncul apakah biaya ini sepadan dengan manfaatnya. -
Isu Netralitas Indonesia
Indonesia dikenal sebagai negara non-blok. Keterlibatan dalam latihan multinasional dengan dominasi AS memunculkan pertanyaan apakah netralitas itu masih dipertahankan. -
Dampak Lingkungan
Latihan militer, terutama uji coba senjata berat, bisa menimbulkan kerusakan lingkungan. Isu ini menjadi perhatian kelompok pecinta alam dan aktivis lingkungan.
Dampak Jangka Panjang bagi Indonesia
Super Garuda Shield 2025 diprediksi memberi dampak jangka panjang:
-
Militer: Peningkatan profesionalisme TNI dan pengalaman tempur internasional.
-
Politik: Meningkatkan peran Indonesia sebagai mediator regional.
-
Ekonomi: Meningkatkan investasi asing karena stabilitas kawasan terjaga.
-
Teknologi: Transfer teknologi militer, terutama dalam bidang radar, drone, dan siber.
-
Sosial: Meningkatkan rasa bangga nasional di kalangan masyarakat.
Namun, dampak negatif seperti potensi gesekan dengan Tiongkok, biaya tinggi, dan kerusakan lingkungan juga harus diantisipasi.
Penutup & Kesimpulan
Super Garuda Shield 2025 bukan sekadar latihan militer, melainkan simbol geopolitik yang memperkuat posisi Indonesia di panggung dunia. Dengan menjadi tuan rumah, Indonesia berhasil menunjukkan diri sebagai aktor penting di kawasan Indo-Pasifik, menjembatani berbagai kepentingan global.
Manfaat yang diperoleh meliputi peningkatan kapasitas TNI, penguatan hubungan diplomatik, hingga peluang transfer teknologi. Namun, tantangan seperti biaya besar, kritik lingkungan, hingga risiko ketegangan dengan Tiongkok tidak boleh diabaikan.
Pada akhirnya, keberhasilan Super Garuda Shield 2025 bukan hanya diukur dari suksesnya latihan, tetapi dari bagaimana Indonesia mampu mengelola dampaknya demi keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan rakyatnya.






